Nah, kata MMA Ramotswe, saya merasakan kemarahan itu. Saya merasakannya ketika saya melihat van itu sudah pergi. Saya merasakannya sedikit di truk dalam perjalanan kembali. Tapi apa gunanya kemarahan sekarang, MMA? Saya tidak berpikir bahwa kemarahan akan membantu kami. MMA Makutsi menghela nafas. Anda benar tentang kemarahan, katanya. Tidak ada gunanya di dalamnya.


(Well, said Mma Ramotswe, I have felt that anger. I felt it when I saw that the van had gone. I felt it a bit in the truck on the way back. But what is the point of anger now, Mma? I don't think that anger will help us. Mma Makutsi sighed. You are right about anger, she said. There is no point in it.)

(0 Ulasan)

MMA Ramotswe mengungkapkan perasaan marahnya setelah mengetahui bahwa van itu hilang, sebuah emosi yang terus dia rasakan selama perjalanan mereka kembali. Namun, dia merefleksikan kesia -siaan berpegang pada kemarahan itu, menunjukkan bahwa itu tidak melayani tujuan dalam situasi mereka saat ini. Ini menunjukkan kebijaksanaan dan kemampuannya untuk memprioritaskan emosi yang lebih konstruktif.

MMA Makutsi mengakui sentimen MMA Ramotswe, menyetujui bahwa perasaan kemarahan tidak produktif. Percakapan mereka menyoroti tema manajemen emosional dan gagasan bahwa beberapa perasaan, sementara alami, mungkin tidak mengarah pada hasil yang positif. Pemahaman ini menggarisbawahi pentingnya memilih jalan yang konstruktif ke depan alih -alih menyerah pada emosi negatif.

Page views
28
Pembaruan
Januari 23, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.