Ketika saya berusia tiga puluhan, saya memiliki pinggul persegi kecil yang tersisa dari hamil dan saya hanya membencinya. Saya terus berpikir, 'Bertahun-tahun sebelumnya, saya memiliki tubuh gadis glamor yang sempurna, dan saya tidak menghabiskan satu menit untuk menghargainya karena saya pikir hidung saya memiliki benjolan di dalamnya.' Dan sekarang setelah saya tua, bahu saya sakit dan saya tidak tidur nyenyak dan buku -buku jari saya membengkak, dan saya pikir, 'selama bertahun -tahun di usia tiga puluhan dan empat puluhan, saya memiliki tubuh di mana semuanya bekerja dengan sempurna. Dan saya tidak menghabiskan satu menit menghargainya karena saya pikir saya memiliki pinggul persegi.


(When I was in my thirties I had these little square hips left over from being pregnant and I just hated it. I kept thinking, 'All those years before, I had a perfect glamour-girl body, and I didn't spend one minute appreciating it because I thought my nose had a bump in it.' And now that I'm old, my shoulder hurts and I don't sleep good and my knuckles swell up, and I think, 'All those years in my thirties and forties I had a body where everything worked perfect. And I didn't spend one minute appreciating it because I thought I had square hips.)

📖 Barbara Kingsolver

🌍 Amerika

(0 Ulasan)

Kutipan itu mencerminkan penyesalan penulis tentang tidak menghargai tubuhnya selama masa mudanya. Di usia tiga puluhan, dia terpaku pada kekurangan yang dirasakannya, seperti "pinggul persegi" dari kehamilan, sambil mengabaikan kesehatan dan fungsi tubuhnya secara keseluruhan. Kesadaran bahwa ia gagal menghargai tubuhnya ketika berada di masa jayanya menyoroti perjuangan umum banyak wajah mengenai citra tubuh dan penerimaan diri. Perspektif ini menekankan pentingnya terima kasih atas kesehatan dan kemampuan fisik seseorang pada tahap kehidupan yang berbeda.

Seiring bertambahnya usia penulis, ia menemukan penyakit fisik yang berfungsi sebagai sangat kontras dengan perasaan tidak puas sebelumnya. Dia menyadari bahwa tubuhnya berfungsi dengan baik di usia tiga puluhan dan empat puluhan, namun dia tidak menghargainya pada saat itu, malah terpaku pada ketidaksempurnaan kecil. Refleksi ini menyampaikan pesan yang lebih dalam tentang penerimaan diri dan sifat sekelompok pemuda dan kesehatan. Ini beresonansi dengan gagasan bahwa mengakui dan menilai tubuh kita dapat menyebabkan kepuasan yang lebih besar saat kita menavigasi hidup.

Page views
29
Pembaruan
Januari 24, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.