Ketika seseorang melakukan kesalahan, Emma, kita harus ingat bahwa orang itu masih manusia seperti kita semua. Kita tidak boleh terburu -buru untuk melempar batu pertama. Kita harus mengingatkan diri sendiri bahwa kita semua melakukan kesalahan dari waktu ke waktu, kecuali kita orang -orang suci, yang bukan kita.
(When somebody does wrong, Emma, we must remember that that person is still a human being like the rest of us. We must not rush to throw the first stone. We must remind ourselves that all of us do wrong from time to time, unless we're saints, which we aren't.)
Kutipan dari "Emma" Alexander McCall Smith menekankan pentingnya belas kasih dan pemahaman terhadap orang lain. Ia mengakui bahwa setiap orang membuat kesalahan dan sangat penting untuk tidak menilai orang lain dengan keras. Alih -alih dengan cepat mengkritik atau menghukum mereka yang telah melakukan kesalahan, kita harus mengingat falibilitas kita sendiri dan pengalaman manusia yang sama dari ketidaksempurnaan.
Perikop ini mendorong pendekatan reflektif untuk hubungan interpersonal, mendesak kita untuk mengenali martabat setiap orang, terlepas dari tindakan mereka. Dengan mengadvokasi empati, itu mengingatkan kita bahwa merespons dengan kebaikan daripada kecaman mendorong masyarakat yang lebih manusiawi, di mana pengampunan dan pertumbuhan diprioritaskan daripada disalahkan.