Pria muda pergi berperang. Terkadang karena mereka harus, kadang -kadang karena mereka mau. Selalu, mereka merasa seharusnya. Ini berasal dari kisah kehidupan yang menyedihkan dan berlapis, yang selama berabad -abad telah melihat keberanian bingung dengan mengangkat tangan, dan pengecut bingung dengan meletakkannya.


(Young men go to war. Sometimes because they have to, sometimes because they want to. Always, they feel they are supposed to. This comes from the sad, layered stories of life, which over the centuries have seen courage confused with picking up arms, and cowardice confused with laying them down.)

(0 Ulasan)

Kutipan ini menyoroti motivasi kompleks di balik mengapa pria muda berperang. Beberapa orang mungkin melakukannya karena kewajiban, sementara yang lain memilih jalan ini dengan sukarela, sering dibentuk oleh harapan masyarakat yang label keberanian sebagai terlibat dalam pertempuran dan rasa malu dalam mundur darinya. Ini mencerminkan tradisi lama di mana tindakan kekerasan dianggap terhormat, sementara keinginan untuk perdamaian disalahtafsirkan sebagai kelemahan.

Perspektif ini mengungkapkan bagaimana nilai -nilai sosial dapat mengubah pilihan individu, menekan para pemuda untuk menyesuaikan diri dengan keyakinan bahwa keberanian terletak pada peperangan. Narasi semacam itu menggarisbawahi konsekuensi tragis dari pengorbanan yang menggabungkan dalam perang dengan keberanian sejati, menimbulkan pertanyaan tentang makna kehormatan dan biaya konflik yang sebenarnya sepanjang sejarah.

Page views
23
Pembaruan
Januari 22, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.