Inti dari keberadaan manusia dienkapsulasi dalam refleksi bahwa kemanusiaan, yang berasal dari awal yang sederhana yang diwakili oleh tanah liat, ditakdirkan untuk berjuang untuk kebesaran di antara bintang -bintang. Ini menggambarkan perjuangan yang melekat dan potensi di dalam manusia untuk naik di atas asal -usul mereka dan mencari aspirasi yang lebih tinggi, terlepas dari tantangan yang mereka hadapi. Itu menggarisbawahi lintasan ambisi manusia dan pencarian makna di luar kelangsungan hidup belaka.
Karya Naguib Mahfouz "Yang Mulia" merenungkan dualitas keberadaan ini, di mana manusia menavigasi kehidupan duniawi mereka sambil mengincar pencapaian halus. Ketegangan antara awal kami dan tujuan tinggi yang kami kejar menyoroti kompleksitas pengalaman manusia, menunjukkan bahwa perjalanan kami adalah tragedi dan bukti ketahanan dan aspirasi kami.