Perjanjian yang dibuat dengan Allah hendaknya dianggap bukan sebagai sesuatu yang membatasi, melainkan sebagai suatu perlindungan.

Perjanjian yang dibuat dengan Allah hendaknya dianggap bukan sebagai sesuatu yang membatasi, melainkan sebagai suatu perlindungan.


(A covenant made with God should be regarded not as restrictive but as protective.)

📖 Russell M. Nelson

🌍 Amerika

(0 Ulasan)

Kutipan ini mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali bagaimana kita memandang komitmen dan janji yang kita buat dalam konteks spiritual. Seringkali, orang memandang perjanjian atau sumpah dengan rasa pembatasan—suatu kewajiban yang membatasi kebebasan. Namun, melihatnya dari sudut pandang yang berbeda—sebagai tindakan perlindungan—dapat mengubah pemahaman dan pengalaman kita terhadap komitmen tersebut. Ketika kita membuat perjanjian dengan Tuhan, itu bukan sekedar kewajiban untuk mengikuti aturan; ini adalah perlindungan ilahi, jaminan bahwa kita menyelaraskan diri kita dengan asas-asas kekal yang dirancang untuk menjaga kesejahteraan, pertumbuhan, dan kebahagiaan kita. Perjanjian semacam itu berfungsi sebagai pedoman batasan yang mencegah kita tersesat ke jalan yang mungkin menuntun pada bahaya atau penyesalan. Hal-hal tersebut memberikan kenyamanan karena mengetahui bahwa pilihan-pilihan kita berorientasi pada cita-cita yang lebih tinggi, yang pada akhirnya melindungi kesejahteraan spiritual, emosional, dan bahkan duniawi kita. Menganut perspektif ini menumbuhkan kepercayaan pada bimbingan ilahi dan mendorong rasa aman dalam mengikuti rencana Tuhan—memandang ketaatan sebagai suatu bentuk jaminan ilahi dan bukan suatu beban eksternal. Pergeseran ini dapat menghasilkan keyakinan, kepuasan, dan ketahanan yang lebih besar, terutama di masa-masa sulit. Mengenali sifat perlindungan dari perjanjian juga memperdalam apresiasi kita terhadap kasih dan kebijaksanaan ilahi—memahami bahwa komitmen ini adalah tindakan belas kasihan ilahi, yang dirancang untuk melindungi, mengangkat, dan membimbing kita melalui kompleksitas kehidupan. Ini merupakan pengingat bahwa batasan spiritual bukanlah tentang membatasi kegembiraan namun tentang menciptakan ruang aman di mana kebahagiaan dan kepuasan sejati dapat berkembang selaras dengan prinsip-prinsip ilahi.

Page views
143
Pembaruan
Desember 25, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.