Kemarahan, Obed Ramotswe telah menjelaskan kepadanya, tidak lebih dari garam yang kami gosokkan ke luka kami.


(Anger, Obed Ramotswe had explained to her once, is no more than a salt that we rub into our wounds.)

(0 Ulasan)

Dalam "The Deluxe Café yang tampan," Alexander McCall Smith mengeksplorasi konsep kemarahan melalui kebijaksanaan Obed Ramotswe. Dia menyamakan kemarahan dengan garam, menunjukkan bahwa itu dapat memperburuk luka kita daripada menyembuhkannya. Analogi ini menunjukkan bahwa memegang kemarahan dapat memperdalam rasa sakit emosional kita, hanya melayani untuk mengganggu dan memperpanjang penderitaan kita.

Dengan memahami kemarahan dengan cara ini, Ramotswe menekankan pentingnya mengatasi perasaan kita secara konstruktif. Alih-alih membiarkan kemarahan berlama-lama dan memengaruhi kesejahteraan...

Page views
45
Pembaruan
Januari 23, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.