Seperti halnya suara, gambar bersifat subjektif. Anda dan saya mungkin tidak melihat warna merah yang sama dengan merah, tetapi kita mungkin setuju bahwa gambar di layar adalah gambar digital atau gambar film, berdasarkan kontras, kedalaman bit, dan kecepatan refresh.

Seperti halnya suara, gambar bersifat subjektif. Anda dan saya mungkin tidak melihat warna merah yang sama dengan merah, tetapi kita mungkin setuju bahwa gambar di layar adalah gambar digital atau gambar film, berdasarkan kontras, kedalaman bit, dan kecepatan refresh.


(As with sound, images are subjective. You and I may not see the same color red as red, but we will probably agree that the image on the screen is a digital image or film image, based on contrast, bit depth, and refresh rate.)

📖 John Dykstra

🌍 Amerika  |  👨‍💼 Ilmuwan

(0 Ulasan)

Kutipan ini menyoroti sifat menakjubkan dari persepsi dan cara manusia menafsirkan rangsangan visual. Hal ini menekankan bahwa meskipun persepsi individu mungkin berbeda—seperti persepsi terhadap warna merah tertentu—ada pemahaman bersama tentang apa yang dimaksud dengan gambar digital atau film. Pemahaman bersama ini berasal dari parameter teknis yang terukur seperti kontras, kedalaman bit, dan kecepatan refresh, yang merupakan penanda objektif yang mendefinisikan dan membedakan gambar digital dari media visual lainnya. Hal ini menggarisbawahi gagasan bahwa persepsi bersifat subjektif dan kolektif: pengalaman indera kita berbeda-beda, namun dalam konteks seperti pencitraan digital, standar dan karakteristik umum menjembatani kesenjangan persepsi ini. Wawasan ini sangat relevan dalam bidang-bidang seperti pembuatan film, fotografi, dan media digital, di mana pemahaman terhadap spesifikasi teknis dan nuansa persepsi sangatlah penting. Hal ini juga mengundang refleksi mengenai gagasan yang lebih luas tentang bagaimana pengalaman subjektif mempengaruhi interpretasi kita terhadap seni, teknologi, dan realitas. Menyadari bahwa persepsi indra kita unik namun didasari oleh standar teknis dan budaya dapat menumbuhkan apresiasi yang lebih besar terhadap keragaman pengalaman manusia sekaligus menekankan pentingnya kriteria yang disepakati dalam komunikasi dan teknologi. Pada akhirnya, kutipan tersebut mendorong kita untuk mempertimbangkan keseimbangan antara persepsi dan pengukuran, memungkinkan kita untuk menghargai kompleksitas di balik pengalaman visual yang tampaknya sederhana.

Page views
129
Pembaruan
Desember 25, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.