Aku akan mendapatkannya suatu hari nanti, pikir Peter. Seseorang yang akan menciumku selamat tinggal di depan pintu. Atau mungkin seseorang yang menutup mata saya sebelum mereka menembak saya. Tergantung pada bagaimana hasilnya.

Aku akan mendapatkannya suatu hari nanti, pikir Peter. Seseorang yang akan menciumku selamat tinggal di depan pintu. Atau mungkin seseorang yang menutup mata saya sebelum mereka menembak saya. Tergantung pada bagaimana hasilnya.


(I'll have that someday, thought Peter. Someone who'll kiss me good-bye at the door. Or maybe just someone to put a blindfold over my head before they shoot me. Depending on how things turn out.)

πŸ“– Orson Scott Card

🌍 Amerika  |  πŸ‘¨β€πŸ’Ό Penulis

πŸŽ‚ August 24, 1951
(0 Ulasan)

Dalam "Bayangan Hegemon" karya Orson Scott Card, Peter bergulat dengan kerinduannya akan hubungan dan cinta di tengah latar belakang ketegangan dan konflik. Pikirannya melayang pada harapan sederhana namun mendalam agar seseorang bisa berbagi momen intim dengannya, seperti ciuman selamat tinggal. Keinginan ini mencerminkan kebutuhan manusia yang mendalam akan persahabatan dan rasa aman, yang disandingkan dengan pengakuannya akan bahaya dan potensi pengkhianatan di lingkungannya saat ini. Kutipan tersebut menggambarkan pergulatan internal Petrus antara harapan dan keputusasaan. Dia berfantasi tentang kasih sayang dan keadaan normal, namun mengakui betapa gentingnya situasinya. Penyebutan penutup mata sebelum kemungkinan kematian melambangkan ketakutannya dan kenyataan pahit yang dia hadapi. Dualitas ini menekankan kompleksitas karakternya saat ia mengarungi dunia yang penuh ketidakpastian dan ambisi.

Dalam "Bayangan Hegemon" karya Orson Scott Card, Peter bergulat dengan kerinduannya akan hubungan dan cinta di tengah latar belakang ketegangan dan konflik. Pikirannya melayang pada harapan sederhana namun mendalam agar seseorang bisa berbagi momen intim dengannya, seperti ciuman selamat tinggal. Keinginan ini mencerminkan kebutuhan manusia yang mendalam akan persahabatan dan rasa aman, yang disandingkan dengan pengakuannya akan bahaya dan potensi pengkhianatan di lingkungannya saat ini.

Kutipan tersebut menggambarkan pergulatan internal Petrus antara harapan dan keputusasaan. Dia berfantasi tentang kasih sayang dan keadaan normal, namun mengakui betapa gentingnya situasinya. Penyebutan penutup mata sebelum kemungkinan kematian melambangkan ketakutannya dan kenyataan pahit yang dia hadapi. Dualitas ini menekankan kompleksitas karakternya saat ia mengarungi dunia yang penuh ketidakpastian dan ambisi.

Page views
55
Pembaruan
Oktober 28, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.