Saya pikir banyak orang sangat takut diturunkan oleh skema Darwin dari peran penulis dan pencipta menjadi sekadar tempat di mana segala sesuatu terjadi di alam semesta.
(I think many people are terribly afraid of being demoted by the Darwinian scheme from the role of authors and creators in their own right into being just places where things happen in the universe.)
Kutipan ini menyoroti keprihatinan mendalam tentang bagaimana pandangan dunia yang dipengaruhi oleh teori Darwin dapat menghilangkan rasa keagenan dan kreativitas manusia. Banyak orang suka melihat diri mereka sebagai arsitek aktif kehidupan mereka sendiri, bertanggung jawab atas pilihan dan inovasi mereka. Namun, jika kita menganut perspektif Darwin secara ketat, kita mungkin akan berpikir bahwa banyak hal yang terjadi pada kita ditentukan oleh seleksi alam, pewarisan genetik, dan proses bawah sadar, bukan oleh niat sadar. Hal ini dapat menimbulkan rasa takut akan kehilangan otonomi moral dan intelektual, perasaan terdegradasi hanya pada respons biologis atau lingkungan, dan bukan penyebab sebenarnya dari nasib mereka.
Memahami diri kita sendiri sebagai pencipta dan penulis pengalaman kita mengilhami kehidupan dengan tujuan dan martabat. Ketika kita menginternalisasi narasi yang didominasi oleh kekuatan eksternal dan proses evolusi, hal ini dapat menimbulkan rasa sia-sia atau lepas dari tanggung jawab pribadi. Namun demikian, perspektif ini tidak selalu bertentangan dengan hak pilihan manusia; sebaliknya, hal ini mendorong pandangan yang berbeda-beda bahwa proses alamiah membentuk landasan di mana kreativitas dan kesadaran manusia beroperasi.
Ketakutan yang diartikulasikan dalam kutipan tersebut mungkin berasal dari ketidaknyamanan dalam mengakui mekanisme mendasar ini. Namun, mengakui pengaruh hukum alam juga dapat memberdayakan pemahaman yang lebih empati dan realistis mengenai sifat manusia. Hal ini memungkinkan kita untuk menghargai pikiran kita sebagai produk evolusi yang kompleks, mampu melakukan refleksi, inovasi, dan tujuan, terlepas dari akar biologisnya. Pada akhirnya, menyeimbangkan pengakuan atas sejarah evolusi kita dengan rasa kepenulisan pribadi dapat menghasilkan identitas yang lebih kaya dan tangguh yang menghormati asal usul dan kapasitas kreativitas kita.