Saya diajar untuk bersikap sopan, jadi lebih sulit bagi saya untuk belajar bagaimana membela diri sendiri dan bertanya, 'Apa yang saya inginkan? Apa keinginanku?'
(I was taught to be demure, so it was harder for me to learn how to stand up for myself and go, 'What do I want? What are my desires?')
Kutipan ini menyoroti tantangan ekspektasi sosial yang terinternalisasi yang sering kali menentukan kesopanan dan ketundukan, terutama bagi perempuan. Ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran diri dan ketegasan dalam pertumbuhan pribadi. Mengenali dan mengatasi kendala-kendala sosial bisa menjadi langkah yang sulit namun penting dalam memahami keinginan sejati seseorang dan mendukung diri sendiri. Merangkul keaslian dan kepercayaan diri memberdayakan individu untuk menjalani kehidupan yang lebih memuaskan, melepaskan diri dari stereotip yang membatasi.