Aku akan mengingat ini, pikir Ender, kalau aku dikalahkan. Menjaga harkat dan martabat, dan memberikan kehormatan pada tempatnya, sehingga kekalahan bukanlah aib. Dan saya harap saya tidak perlu sering melakukannya.
(I will remember this, thought Ender, when I am defeated. To keep dignity, and give honor where it's due, so that defeat is not disgrace. And I hope I don't have to do it often.)
Dalam "Ender's Game", karakter Ender merefleksikan pentingnya menjaga martabat saat menghadapi kekalahan. Ia mengungkapkan keinginannya untuk menghormati orang lain bahkan ketika ia sendiri kalah, menekankan bahwa kekalahan tidak boleh disamakan dengan aib. Pemikiran ini menyoroti pemahamannya tentang nilai rasa hormat dan integritas, dan menunjukkan bahwa cara seseorang bereaksi terhadap kehilangan sama pentingnya dengan hasil yang diperoleh.
Harapan Ender untuk menghindari situasi kekalahan yang sering terjadi menunjukkan ambisi dan dorongannya untuk sukses. Ia menyadari bahwa tantangan dan kemunduran adalah bagian dari kehidupan, namun memprioritaskan kehormatan dan martabat dapat mengubah pengalaman ini menjadi peluang untuk berkembang, bukan menjadi rasa malu. Melalui wawasan ini, narasi ini mendorong pembaca untuk menghargai ketahanan dan kekuatan kasih karunia dalam kesulitan.