Jika hardtack menjadi berjamur, biasanya dibuang sebagai tidak bisa dimakan, tetapi jika itu hanya dikeluarkan, itu tetap dikeluarkan. Memanaskannya di api akan mengusir kumbang; Tentara yang lebih tidak sabar hanya memakannya dalam kegelapan dan berusaha untuk tidak memikirkannya.


(If the hardtack got moldy it was usually thrown away as inedible, but if it just got weevily it was issued anyway. Heating it at the fire would drive the weevils out; more impatient soldiers simply ate it in the dark and tried not to think about it.)

(0 Ulasan)

Dalam konteks pengalaman prajurit selama Perang Saudara, hardtack berfungsi sebagai makanan pokok, sering dikenakan pembusukan. Jika hardtack mengembangkan cetakan, itu dianggap tidak dapat dimakan dan dibuang. Namun, jika itu hanya dipenuhi dengan kumbang, itu masih didistribusikan kepada pasukan. Memahami kondisi mereka yang keras, tentara kadang -kadang terpaksa memanaskan biskuit di atas api untuk mengusir serangga atau hanya mengkonsumsinya dalam kegelapan, mencoba mengabaikan ketidaknyamanan.

Praktik-praktik ini mencerminkan realitas yang menantang yang dihadapi oleh tentara, yang harus beradaptasi dengan ketentuan yang kurang ideal yang tersedia bagi mereka. Kesediaan untuk makan Hardtack yang rapi berbicara tentang ketahanan mereka dan perlunya bertahan hidup di tengah -tengah kerasnya masa perang. Kutipan dari "Tentara Lincoln" Bruce Catton ini menyoroti tidak hanya tantangan nutrisi tetapi juga mekanisme koping psikologis yang digunakan oleh pasukan untuk menanggung keadaan mereka.

Page views
19
Pembaruan
Januari 24, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.