Menanggapi resesi, pemerintahan Obama memilih untuk menekankan perbaikan yang mahal dan berjangka pendek – program stimulus yang tidak efektif, banyak sekali program perumahan yang tidak membuahkan hasil, dan terburu-buru berinvestasi di perusahaan-perusahaan 'hijau'. Akibatnya, ketidakpastian kebijakan – khususnya kebijakan perpajakan dan peraturan – memperlambat pemulihan.
(In response to the recession, the Obama administration chose to emphasize costly, short-term fixes - ineffective stimulus programs, myriad housing programs that went nowhere, and a rush to invest in 'green' companies. As a consequence, uncertainty over policy - particularly over tax and regulatory policy - slowed the recovery.)
Kutipan tersebut mengkritik pendekatan yang diambil selama resesi, menyoroti bagaimana langkah-langkah stimulus dan investasi jangka pendek mungkin mengabaikan stabilitas jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa melakukan perbaikan cepat tanpa strategi yang berkelanjutan dapat menyebabkan ketidakpastian kebijakan, yang pada akhirnya menghambat pemulihan ekonomi. Refleksi ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang seimbang dan bijaksana yang mendorong kepercayaan dan pertumbuhan yang stabil dibandingkan solusi sementara yang mungkin tidak memiliki dampak jangka panjang.