Gagasan bahwa orang dewasa secara inheren tidak menyukai cerita sederhana mungkin salah arah. Sebenarnya, banyak orang dewasa mungkin merindukan narasi di mana kebaikan menang atas sinisme dan keputusasaan. Keinginan ini seringkali tetap tidak terungkap, terutama dalam lingkungan sosial yang lebih canggih, di mana kompleksitas dan ironi lebih diutamakan atas kegembiraan dan perayaan.
Penulis mengekspresikan kerinduan akan cerita yang merayakan kemenangan langsung dan kedalaman emosional. Namun, di lingkungan yang memprioritaskan kisah rumit yang diisi dengan disfungsi, kesederhanaan yang menggembirakan dari kisah yang baik versus jahat dapat diabaikan. Ini menimbulkan pertanyaan tentang ke mana kesenangan dan kesenangan dalam mendongeng telah hilang, seperti yang banyak dirindukan untuk kembali ke narasi yang lebih menggembirakan.