Jupiter dari atas tersenyum lebar atas sumpah palsu para kekasih.
(Jupiter from on high smiles at the perjuries of lovers.)
Kutipan ini menunjukkan bahwa kekuatan ilahi atau yang lebih tinggi mengamati kebodohan manusia seperti ketidakjujuran dan pengkhianatan tanpa campur tangan. Hal ini menyoroti ironi tentang bagaimana alam semesta tampak acuh tak acuh terhadap kegagalan moral manusia, mungkin menyiratkan bahwa sepasang kekasih sering kali menipu satu sama lain di bawah pengawasan takdir atau para dewa. Perspektif surgawi menggarisbawahi sifat nafsu manusia yang bersifat sementara dan sifat pengkhianatan cinta yang sering kali tidak terkendali. Hal ini mengundang refleksi mengenai konsekuensi moral dari tindakan kita dan ketidakpedulian kosmis terhadap kekacauan pribadi.