Dalam buku "Papillon" oleh Henri Charrière, karakter Jean Sans Peur merenungkan transformasi fisiknya selama satu dekade yang dihabiskan di koloni hukuman yang keras. Awalnya, ia digambarkan sebagai individu yang kuat dan menarik, tetapi kondisi yang keras dari hukuman penjaranya mengambil korban besar pada penampilan dan kesehatannya. Kontras ini menyoroti dampak brutal penahanan pada semangat dan tubuh manusia.
Kutipan ini merangkum tema kerentanan dan hilangnya vitalitas yang sering menyertai penderitaan yang berkepanjangan. Perjalanan Jean berfungsi sebagai pengingat pedih tentang bagaimana ketahanan dapat diuji dengan kesulitan, dan itu menggarisbawahi bekas luka psikologis dan fisik yang dapat dihasilkan dari pengalaman seperti itu.