Dia juga tidak mengerti bahwa ketika kita berbicara tentang penjualan balik penjualan dan penghukuman yang benar, kita berbicara dalam kode tentang hal-hal yang paling kita sukai, ladang kuning dan kayu kapas dan sungai-sungai yang naik dan turun dan jalan gunung yang ditutup ketika salju tebal masuk. Kita kehilangan titik satu sama lain, minum minuman lagi dan menganggap api.
(Nor does he understand that when we talk about sale-leasebacks and right-of-way condemnations we are talking in code about the things we like best, the yellow fields and the cottonwoods and the rivers rising and falling and the mountain roads closing when the heavy snow comes in. We miss each other's points, have another drink and regard the fire.)
Dalam perikop ini, Didion merefleksikan makna yang mendasari di balik istilah teknis seperti penjualan kembali dan penghukuman yang benar. Frasa -frasa ini berfungsi sebagai fasad untuk emosi dan koneksi yang lebih dalam dengan alam, seperti kesukaan pada ladang emas, pohon -pohon kapas, dan lanskap yang berubah yang ditandai oleh sungai dan cuaca musiman. Kompleksitas kehidupan sering menyebabkan kesalahpahaman di antara orang -orang, menciptakan penghalang untuk komunikasi yang tulus.
Ketika mereka berbagi minuman dan merenungkan api, ada rasa nostalgia dan merindukan masa -masa yang lebih sederhana dan pemahaman yang lebih dalam satu sama lain. Ini menggambarkan bagaimana individu dapat berjuang untuk terhubung pada tingkat yang lebih mendalam, lebih suka terlibat dalam percakapan tingkat permukaan yang mengabaikan kekayaan pengalaman dan lingkungan mereka yang dibagikan.