Selalu, sial, selalu satu langkah di belakang. Selalu terlambat satu menit. Selalu menjadi mimpi di depan. Saya tidak ingin itu menjadi kasus dengan Abbi. Saya bertekad untuk tidak jatuh di belakangnya, tetapi tidak di depan juga. Saya hanya mengenalnya selama tiga minggu dan pertama kali saya melihatnya masih segar dalam ingatan saya. Saya ingin berada di sebelahnya, langkah demi langkah
(Always, damn, always one step behind. Always a minute late. Always a dream ahead. I don't want that to be the case with Abbi. I am determined not to fall behind her, but not in front either. I've only known her for three weeks and the first time I saw her is still fresh in my memory. I want to be next to her, step by step)
(0 Ulasan)

Narator mengungkapkan perasaan selalu tidak sinkron, terus -menerus tertinggal atau mengejar setelah mimpi. Perasaan terlambat atau hilang saat ini sangat membebani mereka, terutama ketika datang ke hubungan mereka dengan ABBI. Narator menekankan pentingnya tinggal di sampingnya tanpa menaungi perjalanannya.

Setelah mengenal ABBI hanya selama tiga minggu, keinginan narator untuk mempertahankan ikatan yang dekat dan setara dapat diraba. Pertemuan awal memiliki dampak yang langgeng, dan narator ingin berbagi dalam pengalaman Abbi. Penentuan ini mencerminkan kebutuhan yang mendalam untuk koneksi sambil menghindari jebakan persaingan atau jarak.

Kategori
Votes
0
Page views
435
Pembaruan
Januari 23, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.
Lihat Lainnya »

Popular quotes