Itu tidak ada gunanya sama sekali. Yang saya inginkan adalah pria yang akan mendukung saya ketika saya salah.
(That is no use at all. What I want is men who will support me when I am in the wrong.)
[Kutipan ini menyoroti aspek mendalam dari kepemimpinan dan integritas. Seringkali, dalam mengejar kepemimpinan atau pengaruh, individu mencari dukungan yang teguh dari pengikut atau sekutunya. Namun, kekuatan sejati dan kepemimpinan yang terhormat tidak hanya mencakup kenyamanan dan kesepakatan pada saat sukses namun juga dukungan yang teguh pada saat terjadi kesalahan atau kelemahan. Keinginan akan pendukung yang bersedia mendukung kita bahkan ketika kita salah menunjukkan pengakuan bahwa kesalahan manusia tidak bisa dihindari. Hal ini juga menekankan pentingnya loyalitas yang berakar pada integritas dibandingkan kenyamanan. Dukungan seperti ini dapat menumbuhkan lingkungan yang menghargai akuntabilitas, dan pertumbuhan dapat dicapai melalui umpan balik dan kritik yang jujur, bukan melalui persetujuan dangkal yang mengaburkan kenyataan. Hal ini menantang para pemimpin dan individu untuk mengupayakan hubungan sejati berdasarkan kepercayaan dan kebenaran, bukan semata-mata berdasarkan kesepakatan atau kekaguman. Pendekatan ini memupuk kerendahan hati dan membuka jalan bagi pengembangan pribadi, serta hubungan yang lebih kuat dan otentik. Pada akhirnya, kutipan tersebut menggarisbawahi bahwa dukungan sejati adalah dukungan tanpa syarat dan tangguh—mendukung seseorang tidak hanya ketika mereka benar tetapi juga ketika mereka salah—sehingga memperkuat pentingnya integritas dalam hubungan atau peran kepemimpinan apa pun.