Seluruh masyarakat ibarat batang kubis yang ditumbuhi ulat, dan tak seorang pun akan merasa puas sampai ia merangkak ke puncak.
(The whole of society is like a cabbage-stalk covered with caterpillars, and none is satisfied till it has crawled to the top.)
Metafora yang jelas ini menyoroti pengejaran status dan kekuasaan yang tiada henti dalam masyarakat. Setiap orang mirip dengan ulat, terdorong untuk memanjat batang yang lebih tinggi, sering kali dengan mengorbankan orang lain atau rasa puas diri. Hal ini mengundang refleksi tentang bagaimana struktur masyarakat mendorong ambisi yang tidak pernah terpuaskan, yang mengarah pada siklus di mana individu tidak pernah benar-benar puas, dan selalu mencari langkah berikutnya. Gambaran tersebut menunjukkan hierarki alami yang terbentuk melalui persaingan, menekankan kecenderungan manusia untuk berjuang demi dominasi dan pengakuan. Menyadari hal ini dapat mengilhami upaya yang lebih sadar akan kepuasan dan empati atas kenaikan tanpa henti.