Joy memiliki suatu hari, yang tidak dapat diulangi tidak peduli berapa kali itu diulang. Itu diciptakan oleh yang paling ramah, bukan oleh manusia, dan demi tujuan tertinggi, yang merupakan perpanjangan dari keberadaan. Pernikahan adalah kepatuhan dan cinta adalah ibadah. Jika salah satu dari mereka menyimpang dari jalannya, ia akan tersesat selamanya. Pada hari ini, kehidupan mencatat salah satu kemenangannya. Luar biasa, marilah kita memberi selamat kepada pengantin baru, dan marilah kita memperingati para penguasa keluarga bangsawan mereka, Adam dan Hawa, yang mengusir dunia kita dengan ketidaktaatan dan mengangkatnya dengan pengampunan, dan mari kita berdoa kepada Tuhan untuk memberi kita kemenangan atas Setan, musuh lama keluarga, yang tidak pernah berhenti mencari balas dendam, dan semoga dia menghargai Anda dengan kesenangan. Kisah pertama dalam koleksi false fajar
(Joy has one day, which cannot be repeated no matter how many times it is repeated. It was created by the Most Gracious, not by humans, and for the sake of the highest purpose, which is the extension of existence. Marriage is obedience and love is worship. If one of them strays from its path, he will go astray forever. On this day, life records one of its victories. Wonderful, let us congratulate the newlyweds, and let us commemorate the masters of their noble family, Adam and Eve, who repelled our world with disobedience and raised it with forgiveness, and Let us pray to God to grant us victory over Satan, the old enemy of the family, who never stops seeking revenge, and may he reward you with pleasures. The first story in the False Dawn collection)
Kutipan mencerminkan pentingnya kegembiraan, menekankan bahwa itu adalah pengalaman satu kali yang diciptakan oleh kekuatan yang lebih tinggi untuk tujuan yang mulia. Ini membandingkan pernikahan dengan kepatuhan dan cinta untuk beribadah, menyoroti pentingnya keduanya dalam mempertahankan jalan yang benar. Jika salah satu yang tersesat, itu bisa menyebabkan konsekuensi yang langgeng. Hari ini digambarkan sebagai momen kemenangan seumur hidup, menandai kemenangan di ranah hubungan.
Perikop ini juga memberi penghormatan kepada Adam dan Hawa, mengakui peran mereka dalam perjalanan umat manusia melalui ketidaktaatan dan pengampunan. Ini menyerukan dukungan ilahi terhadap kesulitan yang ditimbulkan oleh Setan, menekankan perlunya perlindungan dan pengejaran kebahagiaan dalam unit keluarga. Pada akhirnya, ini adalah perayaan cinta yang tulus dan maknanya yang mendalam dalam konteks pernikahan.