Valentine telah lama mengamati bahwa dalam masyarakat yang mengharapkan kesucian dan kesetiaan, seperti Lusitania, remaja yang mengendalikan dan menyalurkan hasrat masa mudanya adalah mereka yang tumbuh menjadi kuat dan beradab. Remaja dalam komunitas seperti ini yang terlalu lemah untuk mengendalikan diri atau terlalu meremehkan norma-norma masyarakat untuk mencoba biasanya berakhir menjadi domba atau serigala – anggota kawanan yang tidak berakal atau predator yang mengambil apa yang mereka bisa dan tidak memberikan apa pun.

Valentine telah lama mengamati bahwa dalam masyarakat yang mengharapkan kesucian dan kesetiaan, seperti Lusitania, remaja yang mengendalikan dan menyalurkan hasrat masa mudanya adalah mereka yang tumbuh menjadi kuat dan beradab. Remaja dalam komunitas seperti ini yang terlalu lemah untuk mengendalikan diri atau terlalu meremehkan norma-norma masyarakat untuk mencoba biasanya berakhir menjadi domba atau serigala – anggota kawanan yang tidak berakal atau predator yang mengambil apa yang mereka bisa dan tidak memberikan apa pun.


(Valentine had long ago observed that in a society that expected chastity and fidelity, like Lusitania, the adolescents who controlled and channeled their youthful passions were the ones who grew up to be both strong and civilized. Adolescents in such a community who were either too weak to control themselves or too contemptuous of society's norms to try usually ended up being either sheep or wolves- either mindless members of the herd or predators who took what they could and gave nothing.)

📖 Orson Scott Card

🌍 Amerika  |  👨‍💼 Penulis

(0 Ulasan)

Pengamatan Valentine mencerminkan pentingnya pengendalian diri dan kepatuhan terhadap norma-norma masyarakat, khususnya dalam komunitas seperti Lusitania yang menghargai kesucian dan kesetiaan. Ia mencatat bahwa remaja yang belajar mengelola hasrat masa mudanya cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat dan beradab. Hal ini menunjukkan bahwa disiplin pribadi sangat penting untuk perkembangan, menuju kehidupan dewasa yang lebih bertanggung jawab dan penuh perhatian.

Sebaliknya, remaja yang kesulitan mengendalikan dorongan hati atau menolak ekspektasi masyarakat sering kali menghadapi konsekuensi yang mengerikan. Mereka bisa menjadi bagian dari kelompok yang konformis, tidak memiliki individualitas, atau berubah menjadi predator, mengeksploitasi orang lain tanpa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Dengan demikian, pergulatan antara pengendalian diri dan norma masyarakat membentuk karakter dan masa depan generasi muda Lusitania.

Page views
37
Pembaruan
Oktober 29, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.