... Ketika dia mengalami mimpi -mimpi itu di malam hari, dia ada di sana, seolah -olah dia tidak pernah mati, meskipun dia tahu, bahkan dalam mimpi, yang dia miliki. Suatu hari dia akan bergabung dengannya, dia tahu, apa pun yang dikatakan orang tentang bagaimana kami berakhir ketika kami mengambil napas terakhir kami. Beberapa orang mengejek Anda jika Anda mengatakan bahwa Anda bergabung dengan orang lain ketika waktu Anda tiba. Yah, mereka bisa tertawa, orang -orang pintar itu, tetapi kami pasti harus berharap, dan kehidupan tanpa harapan apa pun bukanlah kehidupan: itu adalah langit tanpa bintang, pemandangan kesedihan dan kekosongan.
(...when she had those dreams at night, he was there, as if he had never died, although she knew, even in the dream, that he had. One day she would join him, she knew, whatever people said about how we came to an end when we took our last breath. Some people mocked you if you said that you joined others when your time came. Well, they could laugh, those clever people, but we surely had to hope, and a life without hope of any sort was no life: it was a sky without stars, a landscape of sorrow and emptiness.)
Kutipan mencerminkan rasa koneksi yang mendalam yang dirasakan narator dengan orang yang dicintai, terutama melalui mimpi yang menghidupkan esensi orang itu kembali ke benaknya. Terlepas dari kesadaran akan finalitas kematian, dia berpegang teguh pada keyakinan bahwa dia pada akhirnya akan dipersatukan kembali, menentang keraguan dan sinisme orang lain. Keyakinannya pada kesinambungan keberadaan di luar kehidupan fisik memberikan hiburan dan tujuannya.
Gagasan ini meluas ke perspektif yang lebih luas tentang harapan. Di dunia di mana beberapa orang menolak keyakinan akhirat, narator berpendapat bahwa kehidupan tanpa harapan suram dan tanpa kegembiraan, menyerupai "langit tanpa bintang." Melalui lensa ini, harapan menjadi kekuatan vital, mempertahankan roh dan menawarkan rasa makna di tengah kesedihan dan kehilangan. Pesan tersebut menyampaikan pentingnya harapan dalam menavigasi kesulitan hidup dan mempertahankan koneksi dengan orang -orang yang telah kita hilangkan.