Para pemuda kemudian pergi berperang dengan mempercayai semua cerita bagus yang telah mereka tumbuh bersama; Dan jika, pada akhirnya, kekecewaan mereka cukup dalam dan mendalam seperti tentara modern, mereka harus jatuh lebih jauh untuk mencapainya.
(Young men then went to war believing all of the fine stories they had grown up with; and if, in the end, their disillusion was quite as deep and profound as that of the modern soldier, they had to fall farther to reach it.)
Pria muda secara historis mendaftar dalam perang yang didorong oleh narasi heroik yang mereka serap selama pengasuhan mereka. Mereka memegang pandangan idealis, percaya pada kemuliaan dan kehormatan yang terkait dengan pertempuran. Namun, pengalaman mereka sering menyebabkan kekecewaan yang mendalam, terutama ketika realitas perang sangat kontras dengan harapan mereka.
Di Bruce Catton "Mr. Lincoln's Army," tema ini dieksplorasi dengan jelas. Para prajurit yang bertempur dalam Perang Sipil menghadapi kebenaran keras yang menghancurkan ilusi masa kecil mereka. Perjalanan mereka dari antusiasme naif hingga pemahaman tentang realitas perang yang brutal adalah perjalanan yang sulit, mencerminkan kekecewaan yang lebih dalam daripada yang mungkin dialami tentara modern.