Tetapi cahaya yang memamerkan ini adalah karakteristik dari hampir semua makhluk yang hidup dalam kawanan, seperti sampel liar di Amerika Barat - dengan norma -norma seperti pelabuhan hitam - lem dalam jumlah puluhan ribu teater, dan jika mereka memperingatkan sedikit peringatan tentang pembakaran api, satu pun dari mereka, dan salah satu dari mereka, dan salah satu dari mereka, dan salah satu dari mereka, dan salah satu dari mereka, dan salah satu dari mereka, dan salah satu dari mereka, dan salah satu dari mereka, dan salah satu dari mereka, dan satu dari mereka, dan satu dari mereka, dan satu dari mereka, dan satu dari mereka, dan satu dari mereka, dan satu dari mereka, dan satu dari mereka, dan satu dari bintanya, dan satu dari bintanya, dan satu batang, dan satu bintik -bintik!
(But this exhibiting light is a characteristic of almost all the creatures that live in the herd, as the wild samples in the American West - with norms such as the Black Port - Glue in numbers of tens of thousand Theater, and if they warn a slight warning of the burning of fire, they rushed into Hayat and Miaat towards the outlets, crowded crowds, and one of them stems, and one of them pushes the other to death without compassion!)
Kutipan itu mencerminkan perilaku sosial hewan ternak, terutama menekankan urgensi dan kekacauan naluriah yang terjadi ketika mereka merasakan ancaman, seperti api. Di belantara barat Amerika, hewan -hewan seperti pelabuhan hitam dengan cepat dan secara massal untuk menghindari bahaya, sering kali mengarah ke terburu -buru yang hiruk pikuk yang dapat mengakibatkan individu saling menginjak -injak tanpa pemikiran kedua. Ini menyoroti naluri untuk bertahan hidup yang mengesampingkan belas kasih individu dalam situasi stres tinggi.
Herman Melville, dalam karyanya "Moby-Dick, atau, The Whale," menggunakan citra ini untuk mengeksplorasi tema naluri dan aspek yang lebih gelap dari perilaku kolektif. Respons panik dari makhluk -makhluk ini berfungsi sebagai metafora untuk reaksi manusia terhadap ketakutan dan krisis, menunjukkan bahwa bahkan dalam menghadapi bahaya, naluri untuk menyelamatkan diri dapat menyebabkan konsekuensi tragis bagi orang lain dalam kelompok.