Sejak saat itu, pastor paroki mulai menunjukkan tanda -tanda kepikunan yang akan membawanya untuk mengatakan bertahun -tahun kemudian bahwa iblis mungkin telah memenangkan pemberontakannya melawan Tuhan, dan bahwa dialah yang duduk di atas takhta surgawi, tanpa mengungkapkan identitasnya yang sebenarnya untuk menjebak orang yang tidak waspada.


(From that time on the parish priest began to show signs of senility that would lead him to say years later that the devil had probably won his rebellion against God, and that he was the one who sat on the heavenly throne, without revealing his true identity in order to trap the unwary.)

(0 Ulasan)

Dalam "Seratus Tahun Kesendirian," pastor paroki mengalami penurunan fakultas mental, menuntunnya untuk merenungkan keyakinan rohaninya dan berjuang dengan iman. Selama bertahun -tahun, pikirannya menjadi semakin bermasalah, menyebabkan dia mempertanyakan sifat baik dan jahat, dan keberadaan iblis sebagai kekuatan sejati di dunia.

Perjalanan transformatif ini memuncak dengan keyakinan radikal bahwa iblis mungkin telah merebut tempat Allah di surga, dengan cerdik menyembunyikan identitasnya untuk menyesatkan orang lain. Perspektif ini mencerminkan konflik internal imam dan menyoroti tema ilusi dan kenyataan yang lebih luas dalam narasi.

Page views
128
Pembaruan
Januari 27, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.