Aku benci musikal. Di sana, saya mengatakannya.
(I hate musicals. There, I said it.)
Mengekspresikan ketidaksukaan yang kuat terhadap musikal merupakan sentimen yang dapat menimbulkan berbagai reaksi. Musikal adalah genre hiburan unik yang menggabungkan musik, tarian, dan cerita teatrikal untuk menciptakan pengalaman yang mendalam. Bagi sebagian orang, bentuk ekspresi artistik ini menggembirakan dan menggema secara emosional; bagi yang lain, ini mungkin terasa berlebihan atau tidak sesuai dengan selera mereka. Perspektif pribadi saya sejalan dengan pengakuan bahwa seni dan hiburan sangatlah subyektif. Meskipun banyak orang menyukai lagu-lagu yang membangkitkan semangat dan pertunjukan rumit yang khas dari musikal—menyukai cara mereka memadukan narasi dengan lagu—orang lain mungkin menganggapnya terlalu sentimental atau dipentaskan dengan cara yang memisahkan mereka dari kenyataan. Kutipan ini mencerminkan kejujuran dalam mengakui preferensi pribadi tanpa mempedulikan ekspektasi sosial, menekankan bahwa perasaan tulus terhadap seni adalah sah, meskipun perasaan tersebut tidak populer. Hal ini juga memunculkan poin menarik bahwa ketidaksukaan terhadap suatu genre bukanlah sebuah kritik terhadap kualitasnya melainkan cerminan selera individu. Pernyataan seperti itu sejalan dengan kecenderungan manusia untuk mengkategorikan dan membentuk opini berdasarkan pengalaman pribadi, latar belakang budaya, atau bahkan suasana hati pada saat pertunangan. Yang terpenting, menyuarakan ketidaksukaan seperti ini akan menumbuhkan ruang untuk dialog jujur tentang seni dan beragam penerimaannya. Hal ini mengingatkan kita bahwa keindahan ekspresi artistik terletak pada keberagamannya—bebas dari penilaian, memungkinkan setiap orang memilih apa yang sesuai dengan dirinya secara pribadi.
---Aaron Paul---