Saya berjuang dengan apa yang epik. Orang-orang menganggap saya epik - jika yang Anda maksud dengan epik adalah buku yang besar dan berat? 'David Copperfield' adalah buku besar - apakah epik? Jumlah waktu yang dicakup, durasi, drama, atau cerita - itulah daya tarik sebenarnya - jika ceritanya panjang, Anda memiliki peluang lebih besar untuk menjadi lebih terhubung.

Saya berjuang dengan apa yang epik. Orang-orang menganggap saya epik - jika yang Anda maksud dengan epik adalah buku yang besar dan berat? 'David Copperfield' adalah buku besar - apakah epik? Jumlah waktu yang dicakup, durasi, drama, atau cerita - itulah daya tarik sebenarnya - jika ceritanya panjang, Anda memiliki peluang lebih besar untuk menjadi lebih terhubung.


(I'm struggling with what is epic. People decided I was epic - if by epic, do you mean a big, heavy book? 'David Copperfield' is a big book - is it epic? Amount of time covered, length, drama, or story - that's the real appeal - if the story is long you have a better chance of becoming more connected.)

📖 Patrick Rothfuss

🌍 Amerika  |  👨‍💼 Penulis

(0 Ulasan)

**Kutipan ini menyelidiki sifat subjektif dari apa yang mendefinisikan sesuatu sebagai 'epik'. Seringkali, persepsi masyarakat atau individu memberi label 'epik' berdasarkan kualitas dangkal seperti ukuran, panjang, atau ruang lingkup dramatis. Namun, esensi sebenarnya dari sesuatu yang epik mungkin terletak pada kedalaman dan hubungan yang didapat dari penceritaannya. Penyebutan 'David Copperfield' menjadi contohnya—meskipun novel ini panjang dan mendetail, kualitas 'epik' aslinya berasal dari kekayaan cerita dan kemampuannya untuk menjalin hubungan emosional dengan pembaca. Gagasan bahwa cerita yang lebih panjang menawarkan peluang lebih baik untuk menjadi lebih terhubung menggarisbawahi nilai narasi yang imersif. Hal ini mendorong kita untuk melihat lebih jauh dari sekadar penanda permukaan dan mempertimbangkan substansi serta dampaknya—seberapa besar hal tersebut dapat diterima secara emosional dan intelektual.

Refleksi ini mendorong pemahaman yang lebih luas bahwa menjadi 'epik' bukan semata-mata tentang skala tetapi tentang kedalaman pengalaman yang diberikannya. Baik itu cerita, orang, atau peristiwa, pemberian label pada sesuatu sebagai epik idealnya harus didasarkan pada pengaruhnya yang berarti, bukan tindakan sewenang-wenang. Kutipan tersebut juga mengisyaratkan ketegangan antara label masyarakat dan persepsi pribadi, mendorong kita untuk menemukan definisi kita sendiri dan menghargai kualitas yang menumbuhkan hubungan yang tulus. Pada akhirnya, kehebatan yang sebenarnya mungkin bukan tentang keagungan, melainkan tentang kemampuan untuk meninggalkan kesan abadi dan menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam. Wawasan ini menantang kita untuk mempertimbangkan kembali metrik kehebatan kita dan menghargai cerita dan pengalaman yang memupuk hubungan intim lebih dari sekadar ukuran atau tontonan.

Page views
199
Pembaruan
Desember 25, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.