Kutipan ini menyoroti keyakinan mendasar tentang peran membaca dalam masyarakat, khususnya di Mesir. Ini menunjukkan bahwa terlepas dari aksesibilitas dan keterjangkauan buku, kemajuan sejati dalam membaca budaya hanya akan terjadi ketika penduduk mengakui pentingnya. Ini menggarisbawahi pola pikir yang memprioritaskan membaca sebagai elemen penting untuk pertumbuhan pribadi dan sosial.
Naguib Mahfouz, dalam novelnya "Sugar Street," memberikan wawasan pedih tentang hambatan yang membatasi apresiasi sastra. Gagasan bahwa membaca tidak dilihat sebagai suatu keharusan mencerminkan tantangan budaya dan sosial yang lebih luas. Agar perubahan terjadi, pergeseran sikap terhadap membaca harus terjadi, menumbuhkan lingkungan di mana literatur dinilai dan dikejar karena kekuatan transformatifnya.