Saya menemukan lebih banyak kegembiraan dalam kesedihan daripada yang Anda temukan dalam kegembiraan.
(I found more joy in sorrow than you could find in joy.)
Kutipan ini mengeksplorasi kompleksitas emosi manusia yang mendalam, menunjukkan bahwa kadang-kadang, individu memperoleh rasa kepuasan yang lebih dalam atau lebih bermakna ketika mengalami kesulitan atau kesedihan dibandingkan saat-saat bahagia. Hal ini mencerminkan sifat paradoks dari pertumbuhan pribadi melalui kesulitan dan gagasan bahwa penderitaan kita dapat mengungkapkan wawasan atau kualitas yang mungkin tidak dimiliki oleh kebahagiaan murni. Perspektif seperti ini mungkin selaras dengan mereka yang percaya bahwa kesulitan menumbuhkan ketahanan, wawasan, dan pemahaman yang lebih kaya tentang kehidupan. Hal ini mendorong kita untuk menghargai bahkan rasa sakit sebagai bagian penting dari pengalaman manusia yang dapat membawa kegembiraan dan pencerahan tersendiri.